Aku lahir dan tumbuh di negri yang kaya raya "katanya". Waktu aku berumur 10tahun kota yang ku tempati tidak terlalu padat seperti sekarang!
Semakin lama aku tumbuh, aku menyadari sisa jalan dirumahku kian menyempit.
Oh apa karena tanah ini bergeser? Tidak! Jumlah kendaraan yang seperti BOM ini membanjiri jalan. Sampai jalan tikus pun di jadikan jalan gajah. Dimana? Dimana otak para pemimpin ku? Kenapa mereka membiarkan perusahaan yang menjual kendaraan, mengobral dagangannya? Harga motor seperti harga kambing. Belum lagi harga mobil murah yang kualitas kecepatannya beda tipis dengan motor.
Waktu tahun 2003, aku bisa memilih tempat duduk di kendaraan umum. Sekarang? Semua sesak, tidak bisa aku menghirup udara dalam kendaraan ini.
Masalah kepalsuan negriku adalah pemenangnya.
Mulai dari uang palsu yang marak di tahun 2000an dan sekarang aku mendengar ijazah palsu dan yang paling miris adalah beras palsu!
Ini negara kaya tuan, kami bisa menghasilkan kualitas beras terbaik bahkan kami punya bahan pangan yang bisa menggantikan beras.
Buat apa kalian duduk disitu? Kursi itu bukan untuk cari nafkah! Jika tidak ada uang tidak usah bicara politik.
Semua pemimpin di negara ku memakai topeng, aku tidak bisa mengenalinya. Cuman tuhan yang tau siapa mereka, tugas yang harus aku lakukan menjadi "siapa" agar aku bisa melakukan "apa".
Ada benarnya mahasiswa tidak usah berdemo, lebih baik selesaikan kuliah dan menjadi "siapa". Tapi ini beda mahasiswa dan siswa! Kami tidak bisa diam jika melihat sesuatu yang melenceng dari aturan, kami mahasiswa berhak untuk mengawasi negri kami yang katanya kaya raya ini. Walau aksi kami sering tidak di tanggapi, dianggap bodoh dan sia - sia, jika kami bersatu! Kami bisa melengserkan presiden.
Wahai pemimpin ku. Andai saja kalian di didik dengan agama yang baik, pasti kalian tau dimana kalian akan kembali! Semesta ini bukan rumah kita!
0 komentar:
Posting Komentar