Pages

Kamis, 04 Juni 2015

Cuman cerita

Bengkulu, 5 Juni 2015
Di ruang kelautan fisika mipa aku menikmati kesibukan setiap orang yang ada di hadapanku. Mereka berlalu lalang di hadapanku, sibuk membicarakan laporan arus laut dan pasang surut. Aku tidak mengambil matakuliah itu, karena aku mengambil bidang minat instrumentasi.
"mana data yang kemarin"
"mana foto waktu pratikum kemarin"
"aduh laporan aku belum selesai, datanya mana data"
Dan masih banyak perkataan lain yang masuk ke telinga ku yang tertutup handset.
Semua orang menjalani kesibukannya, entah kenapa aku susah melakukan pekerjaan jika suasana tidak kondusif dan terlalu bising.
Pagi ini, aku lebih menikmati alunan musik yang walaupun aku tidak tau lagu yang aku putar ini lagu siapa.
Ya, aku tidak terlalu menggemari musik. Banyak yang bertanya tentang lagu tapi aku tidak bisa menanggapinya.
Banyak karakter yang saling bertentangan di ruangan ini, pagi ini aku tidak banyak bicara dan jahil seperti biasa karena kondisi fisik yang kurang baik.
Diantara kami sudah ada yang bosan dengan perkuliahan ini, walau kami masih semester 6. Menurut aku perkuliahan ini bukan hanya sekedar menuntut ilmu, tapi mengkondisikan keadaan sebelum kita beneran bersosialisasi dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Sopan santun dan etika sangat lebih penting di bandingkan ipk yang tinggi, ya itu kata seorang wanita yang telah melahirkan ku.
Beliau tidak pernah menuntut aku untuk jadi anak yang pandai di bidang akademik, orang tua ku memberikan kebebasan kepada ku untuk memilih jalan hidup.
Mungkin karena aku anak terakhir.

Kepalsuan di negriku

Aku lahir dan tumbuh di negri yang kaya raya "katanya". Waktu aku berumur 10tahun kota yang ku tempati tidak terlalu padat seperti sekarang!
Semakin lama aku tumbuh, aku menyadari sisa jalan dirumahku kian menyempit.
Oh apa karena tanah ini bergeser? Tidak! Jumlah kendaraan yang seperti BOM ini membanjiri jalan. Sampai jalan tikus pun di jadikan jalan gajah. Dimana? Dimana otak para pemimpin ku? Kenapa mereka membiarkan perusahaan yang menjual kendaraan, mengobral dagangannya? Harga motor seperti harga kambing. Belum lagi harga mobil murah yang kualitas kecepatannya beda tipis dengan motor.
Waktu tahun 2003, aku bisa memilih tempat duduk di kendaraan umum. Sekarang? Semua sesak, tidak bisa aku menghirup udara dalam kendaraan ini.
Masalah kepalsuan negriku adalah pemenangnya.
Mulai dari uang palsu yang marak di tahun 2000an dan sekarang aku mendengar ijazah palsu dan yang paling miris adalah beras palsu!
Ini negara kaya tuan, kami bisa menghasilkan kualitas beras terbaik bahkan kami punya bahan pangan yang bisa menggantikan beras.
Buat apa kalian duduk disitu? Kursi itu bukan untuk cari nafkah! Jika tidak ada uang tidak usah bicara politik.
Semua pemimpin di negara ku memakai topeng, aku tidak bisa mengenalinya. Cuman tuhan yang tau siapa mereka, tugas yang harus aku lakukan menjadi "siapa" agar aku bisa melakukan "apa".
Ada benarnya mahasiswa tidak usah berdemo, lebih baik selesaikan kuliah dan menjadi "siapa". Tapi ini beda mahasiswa dan siswa! Kami tidak bisa diam jika melihat sesuatu yang melenceng dari aturan, kami mahasiswa berhak untuk mengawasi negri kami yang katanya kaya raya ini. Walau aksi kami sering tidak di tanggapi, dianggap bodoh dan sia - sia, jika kami bersatu! Kami bisa melengserkan presiden.
Wahai pemimpin ku. Andai saja kalian di didik dengan agama yang baik, pasti kalian tau dimana kalian akan kembali! Semesta ini bukan rumah kita!

 
Copyright 2012 Tulisanku Semauku. Powered by Blogger - Images by Wpthemescreator
Blogger by Blogger Templates and 3 Columns Blogger Templates